Selasa, 18 Desember 2012

Delapan Prinsip Etika Akuntan

Pada tahun 1973, IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) pertama kalinya melakukan kongres untuk menyusun kode etik bagi profesi akuntansi di Indonesia. Penyempurnaan terhadap kode etik pun kerap kali terjadi yaitu pada tahun 1986, 1990, 1994, dan yang terakhir pada tanggal 23 hingga 25 September 1998 bertempat di Jakarta. Hasil yang telah ditetapkan oleh IAI pada kongres tersebut berupa Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia yang terdiri dari tiga bagian yaitu prinsip etika, aturan etika, dan interpretasi aturan etika.  Prinsip etika memberikan kerangka dasar aturan etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh para anggota profesi. Seorang akuntan harus memiliki kode etik profesi atau yang disebut dengan kode etik Ikatan Akuntan Indonesia yang merupakan pedoman untuk berinteraksi dengan klien, sesama anggota seprofesi, dan masyarakat. Prinsip etika akuntan meliputi delapan butir pernyataan yang terdiri dari tanggung jawab profesi, kepentingan public, integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian professional, kerahasiaan, perilaku professional, dan standar teknis. Berikut ini penjabaran untuk setiap poinnya: 
1.   Tanggung Jawab Profesi 
            Setiap akuntan haruslah bertanggung jawab dalam bekerja sama dengan rekan seprofesinya dalam hal mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat, dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Selain itu, moral serta sikap profesionalisme pun kerap kali dipertimbangkan guna menjaga profesionalismenya. 
2.   Kepentingan Publik 
            Kepentingan utama profesi seorang akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Setiap akuntan hendaknya berdedikasi tinggi guna mencapai profesionalisme yang baik oleh sebab itu, mereka haruslah memenuhi tanggung jawab profesionalnya. 
3.   Integritas
            Seorang akuntan haruslah bersikap jujur dan transparan tetapi tanpa membocorkan rahasia penerima jasa. Lebih dari pada itu, kepentingan pribadipun harus di pendam dan lebih mengutamakan kepercayaan klien atau penerima jasa.
4.   Obyektivitas
         Akuntan harus memiliki sikap adil, tidak memihak, tidak berperasangka, jujur secara intelektual, dan tidak terpengaruh pihak manapun. Obyektivitas disini adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan. Akuntan dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen sedangkan yang lain menyiapkan laporan keuangan, seorang bawahan melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang-orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
5.   Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
            Setiap akuntan harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang akuntan untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi akuntan atau perusahaan, akuntan wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap akuntan bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
6.   Kerahasiaan
            Setiap akuntan mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya, akuntan bisa saja mengungkapkan kerahasiaan bila ada hak atau kewajiban professional atau hukum yang mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7.   Perilaku Profesi
            Setiap akuntan harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh akuntan sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, akuntan yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
 8.   Standar Teknis
            Setiap akuntan harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

Jumat, 15 Juni 2012

Experience in English and How to Learn English


Name      :Syahrul Rifai
NPM       :22209635
Class      :3EB-04

Experience in English
 
First time I am serious about learning English when I was in junior high school. I really like these subjects, especially supported by the attitude and how teacher taught me with smart, fun, and interactive at that time. The longer the more I realized that learning English is important. The underlying reason that English is important among others, because in the era of globalization is very much needed the people who have the ability to speak English, the more rapidly growing technology is operated using the English language. The main reason is because English an international language which recognized globally. With a variety of thought I finally had to follow an english course in leading institutions in Indonesia to increase my skills in English language. Thanks to the course every Monday and Thursday at the venue, confidence and mastery of my English is greatly increased. Even my English value at the School Final Examination of the time was a 10. According to my friends at the time, english subject exam is tough, but I passed it. That’s make me felt drawn to learn english language more. Actually, my ability speak of english I have gained since early childhood. It happened because my sister very fond listening to songs that use the language of english. Indirectly, the words began to be absorbed in my memory until now. Thanks to listen to songs, vocabulary that I have even more diverse.
            In my senior high school I more enjoy in following subjects English. For me, english is a subject that is easiest. The values ​​that I got was never less than 8. Learning the language of english was fun, even easier than learning the indonesian language is full of rules. I'm sure when we already know one thing, it will be easy to master it anyway, must first be done is to know what english language is, and then know the benefits of English language, when we know we will love it, and eventually we will easily master the language them. Until I studying at the Gunadarma University today, English remains a language of my favorite subjects. I will continue to explore the language of English, because I know this capabilities of mine in the future will be a very helpful and supportive of my career.


How to Learn English
 
English is very important language in the present. If we look from its diverse uses, the language of English has a fundamental role both in career and daily life. To learn it is not too difficult, we can study it in ways that are attractive and are not serious and not stressful, because that kind pattern of learning will increase the mastery and ability in English language. If we learn in the classroom or in course that most formal and tense, with circumstances like that make our brain be out of focus even in the end we were not getting anything from the results of such teaching and learning. In my opinion, there are several ways to master the English language depending on the convenience and your habit in daily life.
The first way is to effectively use play activities. This method is appropriate to use for children aged under five. At that age children prefer to play. We as older people can provide some instruction in English, in that way are not aware of the child will have a more diverse vocabulary, so slowly she will master the English language.
The second way to master the language quickly and easily English is by listening to music. For people who hobby’s sing and listen to music in this way may be easier to use. The process is simple, you are only required to listen to the songs speak in a tone that English would fit your taste. The more you listen the more you will have the vocabulary in the language of English. If you like the tone of the track, then you too will be increasingly challenged to find out the meaning of the song. Wasn’t hard, was it? Because without realized it at all will happen to you, and you will get better in English.
The third way is to watch a movie that uses the language of English. This method is appropriate to use for those of you who like to watch a good video or a movie. Watch movies that the story you like, you may be able to know through film reviews. When you watch the movie, indirectly you are required to know the meaning of every word uttered by the players through sub title at the bottom of the screen. In addition, you also can find the expression of every word spoken.
More joy we get in learning English with things above, it is easier and not stressful, and we can easily and quickly master it. Try these methods in accordance with your habit and convenience. Good Luck....